Berwisata tidak hanya dapat dinikmati dengan mencari
keindahan alam atau bangunan bersejarah. Sejak lama ritual wisata yang tak
kalah menyenangkan adalah berkeliling untuk mencari, melihat, dan berinteraksi
dengan warga lokal di tengah lingkungan mereka menjalankan aktifitas
sehari-hari. Eksotisme itulah yang justru tidak tersaji dan tidak
ditemui di dalam resort mewah, hotel berbintang, atau pusat perbelanjaan,
tetapi justru tersaji apa adanya selama puluhan tahun di dalam perkampungan di
pedesaan.
Terletak
tidak jauh dari pusat Kota Solo sebuah desa wisata yang kaya dengan potensi
industri rumah tangga menjadi destinasi wisata turis asing yang tengah
berwisata ke Kota Solo. Kawasan yang dikenal dengan nama Desa Wisata Wirun itu
tepatnya berada di sebelah timur atau di perbatasan antara Solo dengan
Kabupaten Sukoharjo dan terletak di pinggir jalan alternatif Solo – Bekonang –
Tawangmangu.
Desa
Wirun masuk dalam kawasan administratif Kecamatan Mojolaban, Kabupaten
Sukoharjo, yang hanya berjarak 15 menit dari pusat Kota Solo jika ditempuh
dengan menggunakan kendaraan bermotor. Potensi wisata yang ditawarkan
satu-satunya desa wisata terdekat dari Kota Solo ini memang berbeda dengan
wisata kampung di Kota Solo (berkeliling di kawasan kampung batik Laweyan dan
Kauman atau kampung di dalam tembok Keraton Surakarta atau Baluwarti).
Selama
puluhan tahun warga Desa Wirun secara mandiri membangun kantong-kantong
industri kerajinan rumah tangga seperti kerajinan gamelan atau genting. Begitu
juga wilayah di sekitar desa yang kaya dengan industri kerajinan hingga
akhirnya menjadi satu paket kawasan wisata industri kreatif yang kaya.
Industri-industri kerajinan rumah tangga inilah yang kemudian menjadi daya
tarik bagi wisatawan asing.
Desa
Wirun juga berada di tengah kawasan sabuk hijau pertanian padi, sehingga
kawasan ini masih asri dengan pemandangan desa meskipun berada tidak jauh dari
kota. Dan tawaran paling menarik bagi wisatawan asing adalah menjelajahi
kawasan itu dengan mengayuh sepeda. Membelah perkampungan dan persawahan dan
bertatap muka dan bertegur sapa secara langsung dengan penduduk lokal.
Wisata
Kreatif Industri Kerajinan Rumah Tangga
Desa Wirun telah lama dikenal sebagai kawasan
industri kerajinan. Industri gamelan Desa Wirun adalah yang paling terkenal dan
telah ada sejak tahun 1950-an. Kantong industri kerajinan alat musik
tradisional Jawa itu berada di kawasan Dusun Wirun, Desa Wirun. Puluhan
pengrajin gamelan tersebar di dalam perkampungan dan dapat dengan mudah ditemui
dari pagi hingga sore hari.
Pemandangan utama dari dalam kawasan ini
berada di dalam bengkel-bengkel pembuatan gamelan. Bengkel yang juga dilengkapi
dengan tungku pembakaran dan peralatan tempa seolah menjadi panggung
pertunjukan yang menakjubkan. Percikan bara api dan jilatan api dari tungku
pengolahan gong adalah pertunjukan utama yang tak gampang untuk ditinggalkan.
Di sebelah timur kawasan industri gamelan
kantong industri kerajinan genting tanah liat dapat ditemui di Dusun
Mertan atau juga Dusun Godekan. Ratusan kepala keluarga di kawasan ini adalah
para pengrajin genting. Tungku pembakaran genting dan genting yang dijemur
menjadi pemandangan umum di sepanjang jalan perkampungan saat menyusuri dua
dusun tadi.
Di waktu-waktu tertentu, saat pengrajin
membakar genting, di kanan kiri dan sepanjang jalan kampung pelancong dapat
menyaksikan seluruh tungku menyala dan asap mengepul dari masing-masing rumah.
Pemandangan yang hanya dapat ditemukan di kawasan ini saja.
Beralih ke selatan Dusun Mertan, kawasan Sentra Industri Alkohol Bekonang juga menjadi daya tarik utama
selain gamelan. Meskipun kawasan itu berada dalam wilayah administratif desa
lain, Desa Bekonang, tetapi karena faktor lokasi yang berdekatan lokasi ini
seakan menjadi kawasan pendukung paket wisata Desa Wirun.
Selain lokasi industri alkohol rumah tangga
Bekonang, terdapat juga beberapa kawasan pendukung lain yang masih berada dalam
satu rute yang biasa dipilih oleh pemandu wisata. Adalah perahu penyeberangan
atau gethek Bengawan Solo dan kawasan sentra industri karak Gadingan serta industri kain pantai yang
tersebar di pinggiran Sungai Bengawan Solo.
Warga
lokal dan pemilik usaha industri di kawasan ini sudah cukup berpengalaman
dengan para tamu luar negeri yang berkunjung. Mereka bahkan sangat terbuka
dengan kunjungan “dadakan” dari wisatawan asing ke lokasi usaha mereka. Hanya
dengan meminta ijin dari pemilik usaha, mereka biasa mempersilahkan wisatawan
untuk berkeliling di lokasi usaha mereka.
Salah
satunya adalah Muhammad Sahli pengrajin dan pemilik dari salah satu usaha
pembuatan alat musik gamelan di Wirun. “Wah sudah jutaan turis asing
yang datang ke sini. Kalo wisatawan lokal malah nol. Ga ada,” candanya.
Dan jawaban yang sama biasa didengar saat menanyakan pertanyaan yang sama pada
tiap pengrajin di kawasan desa wisata ini.
Wah sudah jutaan turis asing yang datang ke sini. Kalo
wisatawan lokal malah nol. Ga ada.”
Muhammad
Sahli. Pengrajin dan pemilik usaha pembuatan gamelan di Desa Wirun.
Selain
wisata kreatif industri kerajinan, kawasan Desa Wirun juga menawarkan
kenikmatan suguhan kuliner di malam hari. Suguhan inilah yang
justru digandrungi wisatawan lokal. Kuliner Mie Jawa Desa Wirun. Pada malam
hari, di sepanjang jalan Solo – Bekonang dengan mudah warung-warung mie jawa
yang terkenal dengan mie godog atau rebusnya itu dapat ditemui.
Mudah
Ditempuh
Label
Desa Wisata Wirun memang sudah tersemat sejak lama, meskipun pada kenyataannya
kunjungan wisata yang ditawarkan selalu menyertakan kawasan lain seperti
Bekonang dan Gadingan. Meskipun berdiri dalam wilayah administratif yang
berbeda lokasi seluruh kawasan tadi dapat dikatakan saling bersebelahan. Karena
itu kawasan tersebut sangat mudah ditempuh dengan satu rute perjalanan dan
sering kali pemandu wisata menawarkan petualangan dengan bersepeda menelusuri
rute tersebut.
Perjalanan
yang biasa dimulai pagi hari biasa akan selesai pada sore hari. Rute yang biasa
ditempuh adalah merasakan sensasi menyeberangi sungai terpanjang di Jawa,
Bengawan Solo, dengan perahu dari Ngepung kemudian menelusuri kawasan industri
karak Gadingan. Tujuan selanjutnya adalah kawasan industri genting dilanjutkan
ke kawasan industri gamelan kemudian mengunjungi kawasan industri alkohol.
Rute
perjalanan dari kawasan satu ke kawasan lain juga menjadi bagian menarik dari
perjalanan wisata. Persawahan, sungai, danau, dan lanskap biasa dimanfaatkan
pemandu wisata untuk mengisi “pertunjukan” selama mengayuh sepeda saat beranjak
dari satu kawasan ke kawasan lainnya di kawasan Desa Wisata Wirun .
Sumber:
sukoharjokab.go.id/wisata-industri/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar